Disusun Oleh :
1. Kinanti Nur A. (P07120116013)
2. Wiki Rena J. (P07120116014)
3. Anisa Nur L. (P07120116015)
A. Pertimbangan
yang Sah dan Etis
Ketika
menerima hak istimewa, perawat harus mengerti kemampuan merespon yang termasuk pertanggungjawaban
untuk sebuah aksi dan penilaian sebelum melaksanakan tugas-tugas professional. Sebuah
pemahaman tentang perbuatan praktik keperawatan dan peraturan dipatenkan oleh pengurus
negara. Banyak pengurus negara yang mengembangkan garis-garis pedoman yang
spesifik untuk perawat untuk digunakan ketika praktek keperawatan.
-
Standar Perawatan
Adalah garis-garis pedoman yang dikembangkan
untuk praktik keperawatan. Garis-garis tersebut menggambarkan praktek keperawatan
dari beberapa negara,. Perawat juga harus terbiasa dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh pekerja bidang kesehatan. Kebijakan yang dikembangkan oleh badan
kesehatan harus mematuhi standar minimal pihak berwenang negara. Namun,
kebijakan lembaga pemerintahan mungkin lebih ketat daripada yang diakui oleh negara.
Contoh pernyataan kebijakan yang terkait pemberian obat meliputi :
1. Pendidikan
bagi para professional yang berwenang untuk mengelola obat
2. Daftar
menyetujui solusi intravena dan obat yang perawat dapat mulai/menambah infus
yang ada
3. Daftar
pengobatan terbatas yang mungkin menjadi diatur hanya oleh anggota staf dengan surat
kepercayaan spesifik atau latihan
4. Daftar
peringkasan yang tidak digunakan pada dokumentasi
untuk menghindari kesalahan pengobatan
Sebelum mengatur
pengobatan, perawat harus memiliki sebuah lisensi untuk praktik, sebuah pernyataan
kebijakan yang jelas yang menegesahkan perbuatan dan sebuah perintah pengobatan
yang telah ditandatangani oleh seorang praktisi yang telah mendapat izin dengan
ketentuan hak-hak istimewa pada situasi tersebut. Perawat harus memahami secara
individu diagnosis pasien dan gejala yang nyambung dengan pemikiran rasional untuk
menggunakan obat.. Jika perawat tidak percaya dengan point-point kunci pengobatan,
kemudian dia harus berkonsultasi dengan sumber yang berwenang atau apoteker rumah
sakit sebelum memberikan sebuah pengobatan. Perawat juga harus akurat ketika menghitung,
menyiapkan dan memberikan pengobatan, memeriksa pasien agar menjadi nilai pengobatan
yang dapat dipercaya dan menghubungkan efek merugikan dengan cara pengobatan
yang terkabar, perawat harus terampil dalam mengumpulkan data pasien pada selingan
jadwal yang tetap dan mencatat observasi pada grafik pasien ketika mengevaluasi
sebuah keefektifan pengobatan, harus mengambil peran aktif dalam mendidik pasien,
keluarga dan yang lainnya.
B. Grafik
Pasien
Adalah sumber utama
informasi yang menjadi keperluan untuk penaksiran pasien jadi perawat bisa membuat
dan melaksanakan rencana-rencana untuk perawatan pasien. Hal ini juga bisa menjadi
dimana perawat memberikan dokumentasi dari melakukan penaksiran perawatan,
penelitian dilaporkan kepada dokter untuk verifikasi lebih lanjut, pengukuran perawatan
dasar diterapkan, melaksanakan pendidikan terhadap pasien dan meneliti respon-respon
pengobatan. Penyajian pencatatan ini sebagai hubungan komunikasi di antara semua
anggota tim perawatan kesehatan berhubungan dengan status pasien, memberikan asuhan,
dan kemajuan pasien. Grafik ini adalah dokumen resmi yang mendeskripsikan kesehatan
pasien, daftar diagnose dan memulai prosedur pengobatan, dan mendeskripsikan respon
pasien terhadap tindakan-tindakan.
a. Isi
dari grafik pasien :
1. Lembar
ringkasan
Lembar ringkasan berisi
nama pasien, alamat, tempat tanggal lahir, dokter pengurus, jenis kelamin,
status perkawinan, alergi, keluarga terdekat, pekerjaan, agama, hari dan tanggal
terdaftar di rumah sakit, hak rumah sakit sebelumnya, dan diagnose
permasalahan.
2. Lembar
persetujuan
Hak dari lembar persetujuan
member izin untuk fasilitas perawatan kesehatan dan menyediakan perawatan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan. tipe lain dari lembar persetujuan digunakan sebelum rangkaian
opname.
3. Lembar
perintah dokter
Semua prosedur dan pengobatan
adalah pesanan dari penyedia perawatan kesehatan terdapat pada lembar perintah.
Perintah-perintah ini termasuk perawatan umum, tes laboratorium dikompliti,
prosedur diagnose lainnya dan semua pengobatan
4. Sejarah
dan lembar pemeriksaan dokter
Sebelum masuk rumah sakit,
pasien diwawancarai oleh tenaga perawat kesehatan dan memberikan sebuah pemeriksaan
dokter. Tenaga perawat kesehatan mencatat penemuan pada lembar sejarah dan pemeriksaan
dokter dan menghubungkan daftar masalah.
5. Catatan
kemajuan
Tenaga perawatan kesehatan
sering mengurus penelitian terhadap status kesehatan pasien di dalam catatan kemajuan.
Di rumah sakit, tenaga kesehatan professional lainnya mungkin mencatat penelitian
dan saran.
6. Catatan
perawat
Tindakan perawat adalah sebuah penaksiran
kesehatan yang komplit terhadap pasien. Proses ini termasuk penaksiran dokter.
Penaksiran ini akan disajikan sebagai dasar untuk mengembangkan rencana perawatan
individu dan sebagai garis dasar untuk perbandingan ketika penaksiran data
terus menerus dikumpulkan.
Di
dalam sebuah catatan perawat, garis pedoman umum tercantum sebagai berikut:
1. Kelengkapan
catatan termasuk tanda vital
2. Mencatat
semua yang dibutuhkan pengobatan segera setelah pelaksanaan dan penyebutan efektivitas
pengobatan
3. Mencatat
perubahan pada status pasien dan yang memberitahu
4. Mendiskusikan
perubahan pengobatan tiba-tiba terhadap status pasien
5. Mencatat
informasi tentang pemindahan, keluarnya atau meninggalnya pasien
6. Rencana
perawatan perawat
Rencana perawatan menggabungkan diagnosis
keperawatan, kekritisan informasi, dan perintah dokter serta perintah perawatan
keperawatan. Rencana perawatan dievaluasi dan dimodifikasi pada satu kesatuan rangkaian
pengobatan.
7. Catatan
tes laboratorium
Catatan tes laboratorium
berisi seluruh hasil tes pada satu bagian.
8. Catatan
grafik
Catatan grafiik adalah contoh
rekaman manual dari suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah.
9. Lembar
Aliran
Lembar aliran adalah formulir
yang dipadatkan untuk merekam informasi untuk membandingkan data dengan cepat.
10. Catatan
konsultasi
Ketika dokter-dokter
lain atau tenaga professional kesehatan diminta untuk konsultasi tentang keadaan
pasien, ringkasan spesialis tentang penemuan, diagnosis, dan rekomendasi pengobatan,
dicatat di catatan konsultasi.
11. Catatan
diagnosa lain
Laporan tentang pembedahan,
aktivitas listrik otak, garis grafik debar jantung, tesfungsi paru-paru, scan
radioaktif, dan radiografi biasanya dicatat di catatan diagnose lain milik pasien.
12. Riwayat
pengobatan dan catatan administrasi
Riwayat pengobatan adalah
daftar seluruh pengobatan yang dilaksanakan dan diprint berdasarkan catatan pasien.
Catatan administrasi adalah sebuah catatan waktu bahwa pengobatan telah dilaksanakan
dan pengidentifikasian siapa yang memberikan pengobatan tersebut. Umumnya,
catatan perawat dan inisial waktu dimana pengobatan telah diberikan.
13. PRN
atau catatan pengobatan tidak dijadwalkan
Beberapa klinik menggunakan
PRN, untuk mencatat waktu, tanggal, PRN mengatur pengobatan, dosis, dan respon pasien
terhadap pemberian pengobatan.
14. Catatan
pendidikan pasien
Catatan pendidikan pasien
memberikan dokumen pendidikan kesehatan untuk pasien, keluarga, dan orang lain
yang penting, dan pada catatan ini juga tercantum penguasaan pasien tentang isi
yang sudah diperkenalkan.
b. Catatan
kardex
Kardex
adalah sebuah kartu penunjuk yang besar yang biasanya terjaga dalam sebuah arsip
atau tempat terpisah yang berisi informasi pasien seperti, nama pasien,
diagnose, alergi, perawatan, dan rencana perawatan perawat. Catatan kardex seringkali
dilengkapi dengan pensil dan diperbarui secara tetap.
c. Catatan
pengembangan metodologi
Tanpa menghiraukan
metode yang digunakan, proses pendokumentasian perlu mengikuti standar The
Joint Commission yang disusun dengan menggabungkan standar perawatan. The Joint
Commission menggabungkan seluruh kriteria proses keperawatan dan fakta pendidikan
dan pelaksanaan rencana. Ukuran dari penggunaan grafik elektronik berbeda-beda dari
setiap institusi, tetapi merupakan penggabungan metode standar perawatan dan aturan
The Joint Commission.
l SISTEM DISTRIBUSI OBAT
Sistem Penyediaan Bangsal atau Lantai
Biasanya dilakukan oleh Rumah Sakit kecil atau yang
kekurangan biaya. Sistem ini memiliki keuntungan yaitu obatobatan tersedia,
mengurangi rawat inap, penggunaan obat minimal. Namun, sistem ini juga memiliki
kelemahan yaitu berpotensi salah dalam pengobatan, bahaya dari segi tanggal
kadaluarsa, kerusakan obat, peningkatan obat kadaluarsa yang dibuang,
perekonomian turun atau mengalami kerugian, penyalahgunaan obat, banyak masalah
di unit keperawatan di berbagai Rumah Sakit.
l SISTEM RANGKA RESEP INDIVIDU
Obat dengan resep perorangan kini telat ditiadakan.
Apoteker biasanya mengirimkan obat pesanan dalam waktu 3-5 hari dengan diberi
label untuk pasien tertentu. Setelah sampai di ruang perawat, obat akan disusun
berdasar nama pasien, atau nomor kamar, atau tempat tidur pasien. Sistem ini
memiliki keuntungan memberikan keselamatan lebih besar karena telah ditinjau
dahulu oleh perawat dan mengurangi bahaya dari kerusakan obat, pengendalian
persediaan lebih mudah, persediaan lebih sedikit (secukupnya), mengurangi kerugian
dan menghindari pencurian. Kerugian dari sistem ini adalah memerlukan waktu
dalam persiapan, distribusi dan administrasi.
l SISTEM SATUAN DOSIS
Penggunaan paket tunggal digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai perintah. Setiap paket diberi lable generik, merk, produsen,
nomor lot dan tanggal kadaluarsa. Atau dapat disimpan di laci pasien. Laci
disimpan di ruang perawat ataupun di kamar pasien. Dengan sistem ini laci diisi
ulang setiap 24 jam sekali dan laci diganti setiap 3-7 hari sekali. Keuntungannya
yaitu menghemat waktu untuk menyiapkan obat melibatkan apoteker untuk meracik
obat dan meningkatkan ilmunya, menghilangkan perhitungan obat dari paket
multidose, perawat bertanggung jawab menghitung dosis dan memeriksa obat,
mengurangi limbah dan penyalahgunaan obat karena peniadaan unit tunggal,
memberi keringanan kepada pasien untuk obat yang sudah tidak diperlukan karena
obat dibungkus terpisah. Saat penataan perawat harus memeriksa obat seperti
dalam proofil obat dalam laci. Dosis obat dalam laci juga harus diperiksa
sebelum melanjutkan pemakaian. Karena mungkin obat sudah dihentikan atau telah
memberikan dosis, menghilangkan dosis atau salah sasaran. Jika kesalahan telah
parah, maka harus dilaporkan sesuai kebijakan Rumah Sakit.
Sistem Pengeluaran yang Dikendalikan Komputer
Sistem ini digunakan dalam pemesanan obat dan
administrasi yang menggunakan sistem unit dosis. Maka setiap hari apotek akan
penuh dengan paket obat (single unit) ketika pesanan diterima maka akan
dimasukkan komputer. Perawat yang menggunakan kode keamanan dan kata sandi,
atau sidik jari mengakses sistem dengan memilih nama, profil obat dan obat
untuk administrasi. Daftar obat akan muncul di layar dan bagian tertentu pada
laci akan terbuka sehingga perawat dapat mengambil dosis tunggal obat dari
wadah. Proses ini berlanjut sampai semua obat dalam waktu tertentu diambil.
Perawat juga menggunakan scanner untuk mendeteksi identitas perawat, gelang dan
pasien serta paket obat sehingga menghubungkan info ini dengan data pasien.
Jika ada kesalahan (dosis, waktu atau pasien salah) maka pengguna tidak dapat
menggunakan sampai kesalahan tersebut diperbaiki. Jika sudah benar maka ada
dokumentasi otomatis MAR pasien. Kontrol obat juga disimpan dalam laci otomatis
ini. Sistem memberikan informasi rinci (zat, tanggal waktu dan pengakses)
l SISTEM UNIT DOSIS JANGKA PANJANG
Sistem ini digunakan dalam perawatan akut. Laci dirancang
untuk wadah obat 1 minggu dengan label nama, nomor kamar, nama dan nomor
telepon apotek, nomor dan nama fasilitas kesehatantiap bagian diberi label
dengan hari dalam seminggu. Laci obat memiliki bagian untuk menyimpan botol
obat yang tidak disimpan di laci pasien. Gerobak memiliki tempat menyimpan
cangkir obat, penghancur obat, sedotan, tisu, alkohol, jarum suntitk dan kebutuhan
lain untuk persiapan dan administrasi obat yang diminum. Laci obat memiliki
sistem penguncian yang harus diamankan ketika tidak digunakan atau tanpa
pengawasan. Sistem unit dosis mungkin menggunakan sistem kode warna untuk
menemukan pemegang obat dalam waktu tertentu dalam sehari. Misal ungu : 06.00
pagi; merah : 8 pagi, kuning hijau : 02.00/04.00 sore. Dengan sistem ini
mungkin perawat dapat menghapus semua pemegang pink untuk mengelola kapsul
tersebut. Pemegang obat juga diberi label nama pasien dan dokter, jumlah resep,
merk obat, dosis dan frekuensi obat. Sistem ini dapat digunakan kecuali oleh
pengguna butawarna. Namun, individu yang buta warna dapat menggunakan sistem
waktu militer. Perawat memeriksa obat dalam wadah obat yang telah dihapus dari
laci. Jumlah dosis pemegang obat harus dicek tipa hari. Perawat bertanggung
jawab untuk memverifikasi kapasitas obat dan pengelola obat.
Sistem Kontrol Narkotika
Seperti dalam pasal 1 UU yang mengatur penggunaan zat
yang dikendalikan telah diberlakukan di Rumah Sakit dan fasilitas perawatan
jangka panjang dengan kontrol narkotika. Ini merupakan kebijakan standar bahwa
zat yang dikeluarkan dalam paket tunggal dan disimpan di lemari terkunci. Jika
sistem tidak berfungsi maka harus ada penanggungjawabnya. Ketika obat
disalurkan panti penerima harus bertanggung jawab untuk menghitung dan
memverifikasi jumlah dan jenis zat yang diterima. Perawat menandatangani surat
bukti dan menguncinya. Ketika obat dibutuhkan, perawat menggunakan kunci untuk
mengambil obat. Saat mengambil obat catatan pengendalian persediaan obat harus
diselesaikan dengan menunjukkan waktu, nama, obat, dosis, tanda tangan perawat
yang bertanggung jawab. Jika ada obat yang harus dikurangi dosisnya, maka dua
perawat harus memeriksa dosis tersebut. Kedua perawat perawat harus memeriksa
dosis mengendalikan obat untuk verifikasi transaksi. Sebelum dan sesudah
pemberian obat, perawat harus memeriksa grafik pasien setelah pemberian obat
maka harus dicatat tingkat dan durasi efektivitas. Setiap wadah harus dihitung
dan nomor yang tersisa dari tablet, ampul dan jarum suntik ditambahkan sesuai
catatan persediaan. Jumlah obat yang tersisa ditambah yang diberikan harus
sesuai dengan jumlah yang dikeluarkan. Selama perhitungan pastikan segel jarum
suntik dan plastik utuh. Jika rusak maka maka harus diadakan pengawasan
pengawasan ekstra terhadap paket tersebut dan memeriksa zat paket tersebut.
Jika kesalahan tidak ditemukan maka harus dibuat laporan kepada apotek. Jika
pengontrolan telah selesai, dua perawat harus menandatangani shift control maka
komputer akan mengakhiri laporannya. Jika susunan wadah otomatis, maka tidak
perlu dilakukan pengecekan.
l PEMBUANGAN OBAT-OBAT YANG SUDAH TIDAK TERPAKAI
Badan administrasi makanan A.S dan kantor rumah putih
mengeluarkan kebijakan penanganan pembuangan obat :
1. Ikuti petunjuk pada label obat
2. Jika tidak ada petunjuk buanglah limbah di limbah rumah
tangga
a)
Kosongkan
wadah dan campur dengan bahan lain seperti ampas kopi atau sampah kucing
b)
Letakkan
campuran tersebut ke wadah lain agar tidak bocor
3. Gunakan narkoba komunitas untuk membuang obat
4. Sebelum membuang botol, hilangkan identitas pada botol
seperti nama pasien dan jenis obat untuk menjaga privasi pasien.
5. Kontrol zat yang ada di toilet harus diguyur bersih umtuk
mengurangi bahaya overdoses dan penyalahgunaan lain.
6. Penambahan untuk pembuangan obat berbahaya juga telah
didefinisikan.
l PEMESANAN OBAT
Obat-obat yang
digunakan harus sesuai dengan resep dokter. Resep dokter dikeluarkan secara
lisan atau tertulis. Sedangkan resep untuk pasien rawat inap ditulis pada
formulir pemesanan. Resep harus mengundang unsur nama pasien, tanggal, nama
obat, cara pemberian, dosis, durasi, dan tanda tangan pemberi resep. Informasi
tambahan mungkin diperlukan dalam pemberian beberapa jenis obat.
Stat Order berarti
bahwa obat ini harus diberikan sesegera mungkin, tapi hanya sekali.
Perintah satu kali berarti pemberian
obat hanya pada waktu tertentu, tetapi hanya diberikan satu kali.
Perintah tetap menunjukkan bahwa
obat yang diberikan untuk jumlah dosis tertentu. Perintah tetap juga dapat
menunjukkan bahwa obat harus diberikan sampai dihentikan pada waktu berikutnya.
Dalam kepentingan keselamatan pasien, semua lembaga pelayanan kesehatan yang
terakreditasi memiliki kebijakan yang secara otomatis membatalkan pesanan
setelah sejumlah dosis diberikan atau setelah terapi selesai.
Perintah PRN berarti "mengatur
jika diperlukan." Pesanan ini memungkinkan perawat menilai kapan obat
harus diberikan atas dasar kebutuhan pasien dan dapat diberikan dengan aman.
Pesanan Lisan
Lembaga
kesehatan memiliki kebijakan mengenai siapa yang dapat menerima perintah lisan
dan dalam situasi apa perintah tersebut harus diterima. Namun, praktek ini
sangat tidak dianjurkan dan harus dihindari sebisa mungkin untuk mencegah
kesalahan pengobatan.
Pesanan Elektronik Pasien
Banyak
dokter yang mengirimkan fax pesanan ke daerah di mana pasien dirawat atau
ditransfer, tetapi fax tersebut harus memiliki tanda tangan asli dalam waktu
tertentu. Hal ini memungkinkan penerima untuk mempersiapkan pasien.
Computerized
Provider Order Entry (CPOE) System adalah sistem yang digunakan untuk mengirimkan
pesanan elektronik. Sistem komputerisasi mengintegrasikan sistem pemesanan
dengan apotek, laboratorium, dan perawat dengan menyediakan akses langsung ke
informasi online yang dapat mempengaruhi kebutuhan kesehatan pasien.
PENGOBATAN YANG AMAN
Keamanan obat
adalah kebebasan dari cidera yang diakibatkan dari obat. Perawat harus
menyadari cara menangani obat tertentu dengan benar yang dapat menyebabkan
reaksi ketika kontak dengan kulit (misalnya obat kemoterapi). Perawat juga harus
menyadari cara mempersiapkan dan mengelola obat untuk mencegah cedera
(misalnya, jarum suntik).
Kesalahan
pengobatan termasuk kesalahan resep, transkripsi atau kesalahan komunikasi,
kesalahan pengeluaran, kesalahan administrasi, dan kesalahan pemantauan untuk
penggunaan yang tepat, yang dapat mengakibatkan apa yang disebut sebagai efak
samping.
TEKNOLOGI DAN
PENCEGAHAN EFEK SAMPING OBAT
Penggunaan
teknologi CPOE untuk memeriksa interaksi obat yang potensial dan kesesuaian
dosis obat, serta untuk temuan laboratorium (misalnya, tingkat obat terapi pada
saat memasukkan pesanan). Telah dikembangkan untuk meminimalkan kesalahan menggunakan
robot dan teknologi bar-coding untuk mengisi pesanan yang dimasukkan oleh
dokter.
PENGOBATAN DOSIS TINGGI
Institute of Safe
Medication Practices (ISMP) telah mengklasifikasi obat-obat yang menimbulkan
risiko serius atau kematian pada pasien yang dikenal sebagai obat dosis tinggi.
Cara
meningkatkan keselamatan pada penggunaan obat dosis tinggi (Cohen, 2008):
1)
Penggunaan
teknologi
2)
Pembatasan
penggunaan obat dosis tinggi
3)
Penghindaran
perintah lisan
4)
Penggunaan
daftar periksa
5)
Penggunaan nama generik dan merek pada MAR
6)
Standardisasi konsentrasi obat dan dosis infuse
7)
Kinerja double-checking sebelum administrasi pasien
PENGOBATAN
REKONSILIASI
Rekonsiliasi
obat merupakan proses membandingkan obat yang dipesan dengan semua obat yang diambil
pasien. Rekonsiliasi bertujuan untuk mencegah kelalaian, duplikasi, perbedaan
dosis, dan interaksi obat.
Proses
rekonsiliasi obat:
1)
Mengembangkan daftar obat saat ini yang diberikan
2)
Mengembangkan daftar obat saat ini yang ditentukan
3)
Membandingkan obat pada dua daftar
4)
Membuat keputusan klinis berdasarkan perbandingan
5)
Mengkomunikasikan daftar baru untuk pengasuhan yang
tepat kepada pasien
PENGOBATAN DENGAN OBAT YANG TERDENGAR SAMA
Kebanyakan
poducts dengan nama suara-sama digunakan untuk tujuan yang berbeda. Hal ini
penting bagi perawat untuk menjadi akrab dengan diagnosa pasien dan untuk
mengetahui obat apa yang digunakan untuk kondisi tersebut sehingga mereka mampu
mempertanyakan mengapa obat tertentu diresepkan ketika pasien tidak memiliki diagnosis
yang mengharuskan obat tersebut.
TANGGUNG JAWAB PERAWAT
Pentingnya
akurasi pada setiap langkah selama memesan, menyalin, administrasi, dan
pemantauan, terapi obat tidak bisa terlalu ditekankan.
Verifikasi
Perawat harus membuat penilaian profesional
tentang penerimaan obat. Penilaian harus dibuat mengenai jenis obat, maksud
terapi, dosis biasa, perhitungan matematis yang terkait, dan persiapan fisik
dosis. Keselamatan pasien adalah yang paling penting, dan perawat bertanggung
jawab untuk verifikasi dan keselamatan urutan obat.
Transkripsi
Setelah
verifikasi pesanan, perawat atau orang lain yang ditunjuk mentranskripsi urutan
dari urutan lembar dokter ke Kardex atau profil obat. Data ini juga dapat
dimasukkan ke dalam database pasien komputerisasi yang menghasilkan profil
Kardex atau obat.
Pelaporan
Variasi
Ketika
kesalahan obat tidak terjadi, laporan kejadian yang meliputi tanggal, waktu
obat diperintahkan, nama obat dan dosis, cara pemberian, dan respon terapi pengamatan
klinis harus disampaikan.
TUJUH HAK PEMBERIAN OBAT
OBAT YANG
TEPAT
Perawat
perlu memverifikasi bahwa obat yang diberikan adalah obat yang diperintahkan
untuk menghindari kesalahan pengobatan.
INDIKASI YANG TEPAT
Perawat
memiliki tanggung jawab untuk memverifikasi alasan pasien menerima obat. Hal
ini penting untuk memahami indikasi, yang berhubungan dengan diagnosis medis.
WAKTU YANG TEPAT
·
Singkatan
Standar
Urutan obat
menentukan frekuensi pemberian obat. Singkatan standar yang digunakan sebagai
bagian dari tatanan obat menentukan masa pemberian obat.
·
Standar Administrasi
Untuk
keselamatan pasien, obat-obatan tertentu diberikan pada waktu tertentu.
·
Tingkat Darah Konsisten
Jadwal
pemberian obat harus direncanakan untuk mempertahankan tingkat darah yang
konsisten dari obat untuk memaksimalkan efektivitas terapi obat.
·
Penyerapan Obat Maksimum
Jadwal untuk
pemberian obat oral harus direncanakan untuk mencegah ketidakcocokan dan untuk
memaksimalkan penyerapan.
·
Pengujian
Diagnostik
Hal ini
diperlukan untuk menentukan apakah tes diagnostik telah diperintahkan untuk diselesaian
sebelum memulai atau melanjutkan terapi.
·
Obat PRN
Sebelum
pemberian obat PRN, grafik pasien harus diperiksa untuk memastikan bahwa orang
lain tidak diberikan obat dan interval waktu yang ditentukan telah berlalu
sejak obat terakhir diberikan.
DOSIS TEPAT
Periksa
dosis obat yang diperintahkan pada kisaran tertentu dalam buku-buku referensi
yang tersedia di pusat keperawatan, dan perhitungan obat lengkap seperti yang
ditunjukkan.
PASIEN YANG
TEPAT
Bila
menggunakan sistem satuan dosis, nama di profil obat harus dibandingkan dengan
gelang identifikasi individu. Selalu periksa gelang untuk alergi. Beberapa
kebijakan lembaga mengharuskan individu disebut dengan nama sebagai alat
identifikasi.
CARA PEMBERIAN YANG TEPAT
Cara pemberian obat harus sesuai dengan bentuk/jenis
sediaan obat. Pemberian obat sedapat mungkin berjarak. Jadwal pemberiann obat
dan nutrisi juga berjarak.
BENAR DOKUMENTASI
Setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah
mendapat obat harus didokumentasikan. Setiap dokumen klinik harus ada bukti
nama dan tanda tangan/paraf yang melakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar