Minggu, 12 Maret 2017

Dasar-dasar Pengobatan Penggunaan dan Keselamatan Pengobatan



Disusun Oleh :
            1. Kinanti Nur A.       (P07120116013)
            2. Wiki Rena J.         (P07120116014)
            3. Anisa Nur L.          (P07120116015)


A.    Pertimbangan yang Sah dan Etis
Ketika menerima hak istimewa, perawat harus mengerti kemampuan merespon yang termasuk pertanggungjawaban untuk sebuah aksi dan penilaian sebelum melaksanakan tugas-tugas professional. Sebuah pemahaman tentang perbuatan praktik keperawatan dan peraturan dipatenkan oleh pengurus negara. Banyak pengurus negara yang mengembangkan garis-garis pedoman yang spesifik untuk perawat untuk digunakan ketika praktek keperawatan.
-          Standar Perawatan
Adalah garis-garis pedoman yang dikembangkan untuk praktik keperawatan. Garis-garis tersebut menggambarkan praktek keperawatan dari beberapa negara,. Perawat juga harus terbiasa dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pekerja bidang kesehatan. Kebijakan yang dikembangkan oleh badan kesehatan harus mematuhi standar minimal pihak berwenang negara. Namun, kebijakan lembaga pemerintahan mungkin lebih ketat daripada yang diakui oleh negara. Contoh pernyataan kebijakan yang terkait pemberian obat meliputi :
1.      Pendidikan bagi para professional yang berwenang untuk mengelola obat
2.      Daftar menyetujui solusi intravena dan obat yang perawat dapat mulai/menambah infus yang ada
3.      Daftar pengobatan terbatas yang mungkin menjadi diatur hanya oleh anggota staf dengan surat kepercayaan spesifik atau latihan
4.      Daftar peringkasan yang  tidak digunakan pada dokumentasi untuk menghindari kesalahan pengobatan
Sebelum mengatur pengobatan, perawat harus memiliki sebuah lisensi untuk praktik, sebuah pernyataan kebijakan yang jelas yang menegesahkan perbuatan dan sebuah perintah pengobatan yang telah ditandatangani oleh seorang praktisi yang telah mendapat izin dengan ketentuan hak-hak istimewa pada situasi tersebut. Perawat harus memahami secara individu diagnosis pasien dan gejala yang nyambung dengan pemikiran rasional untuk menggunakan obat.. Jika perawat tidak percaya dengan point-point kunci pengobatan, kemudian dia harus berkonsultasi dengan sumber yang berwenang atau apoteker rumah sakit sebelum memberikan sebuah pengobatan. Perawat juga harus akurat ketika menghitung, menyiapkan dan memberikan pengobatan, memeriksa pasien agar menjadi nilai pengobatan yang dapat dipercaya dan menghubungkan efek merugikan dengan cara pengobatan yang terkabar, perawat harus terampil dalam mengumpulkan data pasien pada selingan jadwal yang tetap dan mencatat observasi pada grafik pasien ketika mengevaluasi sebuah keefektifan pengobatan, harus mengambil peran aktif dalam mendidik pasien, keluarga dan yang lainnya.
                                                                                                                   
B.     Grafik Pasien
Adalah sumber utama informasi yang menjadi keperluan untuk penaksiran pasien jadi perawat bisa membuat dan melaksanakan rencana-rencana untuk perawatan pasien. Hal ini juga bisa menjadi dimana perawat memberikan dokumentasi dari melakukan penaksiran perawatan, penelitian dilaporkan kepada dokter untuk verifikasi lebih lanjut, pengukuran perawatan dasar diterapkan, melaksanakan pendidikan terhadap pasien dan meneliti respon-respon pengobatan. Penyajian pencatatan ini sebagai hubungan komunikasi di antara semua anggota tim perawatan kesehatan berhubungan dengan status pasien, memberikan asuhan, dan kemajuan pasien. Grafik ini adalah dokumen resmi yang mendeskripsikan kesehatan pasien, daftar diagnose dan memulai prosedur pengobatan, dan mendeskripsikan respon pasien terhadap tindakan-tindakan.
a.       Isi dari grafik pasien :
1.      Lembar ringkasan
Lembar ringkasan berisi nama pasien, alamat, tempat tanggal lahir, dokter pengurus, jenis kelamin, status perkawinan, alergi, keluarga terdekat, pekerjaan, agama, hari dan tanggal terdaftar di rumah sakit, hak rumah sakit sebelumnya, dan diagnose permasalahan.
2.      Lembar persetujuan
Hak dari lembar persetujuan member izin untuk fasilitas perawatan kesehatan dan menyediakan perawatan kesehatan untuk pelayanan kesehatan. tipe lain dari lembar persetujuan digunakan sebelum rangkaian opname.
3.      Lembar perintah dokter
Semua prosedur dan pengobatan adalah pesanan dari penyedia perawatan kesehatan terdapat pada lembar perintah. Perintah-perintah ini termasuk perawatan umum, tes laboratorium dikompliti, prosedur diagnose lainnya dan semua pengobatan
4.      Sejarah dan lembar pemeriksaan dokter
Sebelum masuk rumah sakit, pasien diwawancarai oleh tenaga perawat kesehatan dan memberikan sebuah pemeriksaan dokter. Tenaga perawat kesehatan mencatat penemuan pada lembar sejarah dan pemeriksaan dokter dan menghubungkan daftar masalah.
5.      Catatan kemajuan
Tenaga perawatan kesehatan sering mengurus penelitian terhadap status kesehatan pasien di dalam catatan kemajuan. Di rumah sakit, tenaga kesehatan professional lainnya mungkin mencatat penelitian dan saran.
6.      Catatan perawat
Tindakan perawat adalah sebuah penaksiran kesehatan yang komplit terhadap pasien. Proses ini termasuk penaksiran dokter. Penaksiran ini akan disajikan sebagai dasar untuk mengembangkan rencana perawatan individu dan sebagai garis dasar untuk perbandingan ketika penaksiran data terus menerus dikumpulkan.
Di dalam sebuah catatan perawat, garis pedoman umum tercantum sebagai berikut:
1.      Kelengkapan catatan termasuk tanda vital
2.      Mencatat semua yang dibutuhkan pengobatan segera setelah pelaksanaan dan penyebutan efektivitas pengobatan
3.      Mencatat perubahan pada status pasien dan yang memberitahu
4.      Mendiskusikan perubahan pengobatan tiba-tiba terhadap status pasien
5.      Mencatat informasi tentang pemindahan, keluarnya atau meninggalnya pasien
6.      Rencana perawatan perawat
Rencana perawatan menggabungkan diagnosis keperawatan, kekritisan informasi, dan perintah dokter serta perintah perawatan keperawatan. Rencana perawatan dievaluasi dan dimodifikasi pada satu kesatuan rangkaian pengobatan.
7.      Catatan tes laboratorium
Catatan tes laboratorium berisi seluruh hasil tes pada satu bagian.
8.      Catatan grafik
Catatan grafiik adalah contoh rekaman manual dari suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah.
9.      Lembar Aliran
Lembar aliran adalah formulir yang dipadatkan untuk merekam informasi untuk membandingkan data dengan cepat.
10.  Catatan konsultasi
Ketika dokter-dokter lain atau tenaga professional kesehatan diminta untuk konsultasi tentang keadaan pasien, ringkasan spesialis tentang penemuan, diagnosis, dan rekomendasi pengobatan, dicatat di catatan konsultasi.
11.  Catatan diagnosa lain
Laporan tentang pembedahan, aktivitas listrik otak, garis grafik debar jantung, tesfungsi paru-paru, scan radioaktif, dan radiografi biasanya dicatat di catatan diagnose lain milik pasien.
12.  Riwayat pengobatan dan catatan administrasi
Riwayat pengobatan adalah daftar seluruh pengobatan yang dilaksanakan dan diprint berdasarkan catatan pasien. Catatan administrasi adalah sebuah catatan waktu bahwa pengobatan telah dilaksanakan dan pengidentifikasian siapa yang memberikan pengobatan tersebut. Umumnya, catatan perawat dan inisial waktu dimana pengobatan telah diberikan.
13.  PRN atau catatan pengobatan tidak dijadwalkan
Beberapa klinik menggunakan PRN, untuk mencatat waktu, tanggal, PRN mengatur pengobatan, dosis, dan respon pasien terhadap pemberian pengobatan.
14.  Catatan pendidikan pasien
Catatan pendidikan pasien memberikan dokumen pendidikan kesehatan untuk pasien, keluarga, dan orang lain yang penting, dan pada catatan ini juga tercantum penguasaan pasien tentang isi yang sudah diperkenalkan.

b.      Catatan kardex
Kardex adalah sebuah kartu penunjuk yang besar yang biasanya terjaga dalam sebuah arsip atau tempat terpisah yang berisi informasi pasien seperti, nama pasien, diagnose, alergi, perawatan, dan rencana perawatan perawat. Catatan kardex seringkali dilengkapi dengan pensil dan diperbarui secara tetap.

c.       Catatan pengembangan metodologi
Tanpa menghiraukan metode yang digunakan, proses pendokumentasian perlu mengikuti standar The Joint Commission yang disusun dengan menggabungkan standar perawatan. The Joint Commission menggabungkan seluruh kriteria proses keperawatan dan fakta pendidikan dan pelaksanaan rencana. Ukuran dari penggunaan grafik elektronik berbeda-beda dari setiap institusi, tetapi merupakan penggabungan metode standar perawatan dan aturan The Joint Commission.

l  SISTEM DISTRIBUSI OBAT
Sistem Penyediaan Bangsal atau Lantai 
Biasanya dilakukan oleh Rumah Sakit kecil atau yang kekurangan biaya. Sistem ini memiliki keuntungan yaitu obatobatan tersedia, mengurangi rawat inap, penggunaan obat minimal. Namun, sistem ini juga memiliki kelemahan yaitu berpotensi salah dalam pengobatan, bahaya dari segi tanggal kadaluarsa, kerusakan obat, peningkatan obat kadaluarsa yang dibuang, perekonomian turun atau mengalami kerugian, penyalahgunaan obat, banyak masalah di unit keperawatan di berbagai Rumah Sakit.
l  SISTEM RANGKA RESEP INDIVIDU
Obat dengan resep perorangan kini telat ditiadakan. Apoteker biasanya mengirimkan obat pesanan dalam waktu 3-5 hari dengan diberi label untuk pasien tertentu. Setelah sampai di ruang perawat, obat akan disusun berdasar nama pasien, atau nomor kamar, atau tempat tidur pasien. Sistem ini memiliki keuntungan memberikan keselamatan lebih besar karena telah ditinjau dahulu oleh perawat dan mengurangi bahaya dari kerusakan obat, pengendalian persediaan lebih mudah, persediaan lebih sedikit (secukupnya), mengurangi kerugian dan menghindari pencurian. Kerugian dari sistem ini adalah memerlukan waktu dalam persiapan, distribusi dan administrasi.
l  SISTEM SATUAN DOSIS
Penggunaan paket tunggal digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai perintah. Setiap paket diberi lable generik, merk, produsen, nomor lot dan tanggal kadaluarsa. Atau dapat disimpan di laci pasien. Laci disimpan di ruang perawat ataupun di kamar pasien. Dengan sistem ini laci diisi ulang setiap 24 jam sekali dan laci diganti setiap 3-7 hari sekali. Keuntungannya yaitu menghemat waktu untuk menyiapkan obat melibatkan apoteker untuk meracik obat dan meningkatkan ilmunya, menghilangkan perhitungan obat dari paket multidose, perawat bertanggung jawab menghitung dosis dan memeriksa obat, mengurangi limbah dan penyalahgunaan obat karena peniadaan unit tunggal, memberi keringanan kepada pasien untuk obat yang sudah tidak diperlukan karena obat dibungkus terpisah. Saat penataan perawat harus memeriksa obat seperti dalam proofil obat dalam laci. Dosis obat dalam laci juga harus diperiksa sebelum melanjutkan pemakaian. Karena mungkin obat sudah dihentikan atau telah memberikan dosis, menghilangkan dosis atau salah sasaran. Jika kesalahan telah parah, maka harus dilaporkan sesuai kebijakan Rumah Sakit.

Sistem Pengeluaran yang Dikendalikan Komputer
Sistem ini digunakan dalam pemesanan obat dan administrasi yang menggunakan sistem unit dosis. Maka setiap hari apotek akan penuh dengan paket obat (single unit) ketika pesanan diterima maka akan dimasukkan komputer. Perawat yang menggunakan kode keamanan dan kata sandi, atau sidik jari mengakses sistem dengan memilih nama, profil obat dan obat untuk administrasi. Daftar obat akan muncul di layar dan bagian tertentu pada laci akan terbuka sehingga perawat dapat mengambil dosis tunggal obat dari wadah. Proses ini berlanjut sampai semua obat dalam waktu tertentu diambil. Perawat juga menggunakan scanner untuk mendeteksi identitas perawat, gelang dan pasien serta paket obat sehingga menghubungkan info ini dengan data pasien. Jika ada kesalahan (dosis, waktu atau pasien salah) maka pengguna tidak dapat menggunakan sampai kesalahan tersebut diperbaiki. Jika sudah benar maka ada dokumentasi otomatis MAR pasien. Kontrol obat juga disimpan dalam laci otomatis ini. Sistem memberikan informasi rinci (zat, tanggal waktu dan pengakses)
l  SISTEM UNIT DOSIS JANGKA PANJANG
Sistem ini digunakan dalam perawatan akut. Laci dirancang untuk wadah obat 1 minggu dengan label nama, nomor kamar, nama dan nomor telepon apotek, nomor dan nama fasilitas kesehatantiap bagian diberi label dengan hari dalam seminggu. Laci obat memiliki bagian untuk menyimpan botol obat yang tidak disimpan di laci pasien. Gerobak memiliki tempat menyimpan cangkir obat, penghancur obat, sedotan, tisu, alkohol, jarum suntitk dan kebutuhan lain untuk persiapan dan administrasi obat yang diminum. Laci obat memiliki sistem penguncian yang harus diamankan ketika tidak digunakan atau tanpa pengawasan. Sistem unit dosis mungkin menggunakan sistem kode warna untuk menemukan pemegang obat dalam waktu tertentu dalam sehari. Misal ungu : 06.00 pagi; merah : 8 pagi, kuning hijau : 02.00/04.00 sore. Dengan sistem ini mungkin perawat dapat menghapus semua pemegang pink untuk mengelola kapsul tersebut. Pemegang obat juga diberi label nama pasien dan dokter, jumlah resep, merk obat, dosis dan frekuensi obat. Sistem ini dapat digunakan kecuali oleh pengguna butawarna. Namun, individu yang buta warna dapat menggunakan sistem waktu militer. Perawat memeriksa obat dalam wadah obat yang telah dihapus dari laci. Jumlah dosis pemegang obat harus dicek tipa hari. Perawat bertanggung jawab untuk memverifikasi kapasitas obat dan pengelola obat.

Sistem Kontrol Narkotika
Seperti dalam pasal 1 UU yang mengatur penggunaan zat yang dikendalikan telah diberlakukan di Rumah Sakit dan fasilitas perawatan jangka panjang dengan kontrol narkotika. Ini merupakan kebijakan standar bahwa zat yang dikeluarkan dalam paket tunggal dan disimpan di lemari terkunci. Jika sistem tidak berfungsi maka harus ada penanggungjawabnya. Ketika obat disalurkan panti penerima harus bertanggung jawab untuk menghitung dan memverifikasi jumlah dan jenis zat yang diterima. Perawat menandatangani surat bukti dan menguncinya. Ketika obat dibutuhkan, perawat menggunakan kunci untuk mengambil obat. Saat mengambil obat catatan pengendalian persediaan obat harus diselesaikan dengan menunjukkan waktu, nama, obat, dosis, tanda tangan perawat yang bertanggung jawab. Jika ada obat yang harus dikurangi dosisnya, maka dua perawat harus memeriksa dosis tersebut. Kedua perawat perawat harus memeriksa dosis mengendalikan obat untuk verifikasi transaksi. Sebelum dan sesudah pemberian obat, perawat harus memeriksa grafik pasien setelah pemberian obat maka harus dicatat tingkat dan durasi efektivitas. Setiap wadah harus dihitung dan nomor yang tersisa dari tablet, ampul dan jarum suntik ditambahkan sesuai catatan persediaan. Jumlah obat yang tersisa ditambah yang diberikan harus sesuai dengan jumlah yang dikeluarkan. Selama perhitungan pastikan segel jarum suntik dan plastik utuh. Jika rusak maka maka harus diadakan pengawasan pengawasan ekstra terhadap paket tersebut dan memeriksa zat paket tersebut. Jika kesalahan tidak ditemukan maka harus dibuat laporan kepada apotek. Jika pengontrolan telah selesai, dua perawat harus menandatangani shift control maka komputer akan mengakhiri laporannya. Jika susunan wadah otomatis, maka tidak perlu dilakukan pengecekan.
l  PEMBUANGAN OBAT-OBAT YANG SUDAH TIDAK TERPAKAI
Badan administrasi makanan A.S dan kantor rumah putih mengeluarkan kebijakan penanganan pembuangan obat :
1. Ikuti petunjuk pada label obat
2. Jika tidak ada petunjuk buanglah limbah di limbah rumah tangga
a)        Kosongkan wadah dan campur dengan bahan lain seperti ampas kopi atau sampah kucing
b)        Letakkan campuran tersebut ke wadah lain agar tidak bocor
3. Gunakan narkoba komunitas untuk membuang obat
4. Sebelum membuang botol, hilangkan identitas pada botol seperti nama pasien dan jenis obat untuk menjaga privasi pasien.
5. Kontrol zat yang ada di toilet harus diguyur bersih umtuk mengurangi bahaya overdoses dan penyalahgunaan lain.
6. Penambahan untuk pembuangan obat berbahaya juga telah didefinisikan.

l  PEMESANAN OBAT
Obat-obat yang digunakan harus sesuai dengan resep dokter. Resep dokter dikeluarkan secara lisan atau tertulis. Sedangkan resep untuk pasien rawat inap ditulis pada formulir pemesanan. Resep harus mengundang unsur nama pasien, tanggal, nama obat, cara pemberian, dosis, durasi, dan tanda tangan pemberi resep. Informasi tambahan mungkin diperlukan dalam pemberian beberapa jenis obat.
Stat Order berarti bahwa obat ini harus diberikan sesegera mungkin, tapi hanya sekali.
            Perintah satu kali berarti pemberian obat hanya pada waktu tertentu, tetapi hanya diberikan satu kali.
            Perintah tetap menunjukkan bahwa obat yang diberikan untuk jumlah dosis tertentu. Perintah tetap juga dapat menunjukkan bahwa obat harus diberikan sampai dihentikan pada waktu berikutnya. Dalam kepentingan keselamatan pasien, semua lembaga pelayanan kesehatan yang terakreditasi memiliki kebijakan yang secara otomatis membatalkan pesanan setelah sejumlah dosis diberikan atau setelah terapi selesai.
            Perintah PRN berarti "mengatur jika diperlukan." Pesanan ini memungkinkan perawat menilai kapan obat harus diberikan atas dasar kebutuhan pasien dan dapat diberikan dengan aman.
Pesanan Lisan
Lembaga kesehatan memiliki kebijakan mengenai siapa yang dapat menerima perintah lisan dan dalam situasi apa perintah tersebut harus diterima. Namun, praktek ini sangat tidak dianjurkan dan harus dihindari sebisa mungkin untuk mencegah kesalahan pengobatan.
Pesanan Elektronik Pasien
Banyak dokter yang mengirimkan fax pesanan ke daerah di mana pasien dirawat atau ditransfer, tetapi fax tersebut harus memiliki tanda tangan asli dalam waktu tertentu. Hal ini memungkinkan penerima untuk mempersiapkan pasien.
Computerized Provider Order Entry (CPOE) System adalah sistem yang digunakan untuk mengirimkan pesanan elektronik. Sistem komputerisasi mengintegrasikan sistem pemesanan dengan apotek, laboratorium, dan perawat dengan menyediakan akses langsung ke informasi online yang dapat mempengaruhi kebutuhan kesehatan pasien.
PENGOBATAN YANG AMAN
Keamanan obat adalah kebebasan dari cidera yang diakibatkan dari obat. Perawat harus menyadari cara menangani obat tertentu dengan benar yang dapat menyebabkan reaksi ketika kontak dengan kulit (misalnya obat kemoterapi). Perawat juga harus menyadari cara mempersiapkan dan mengelola obat untuk mencegah cedera (misalnya, jarum suntik).
Kesalahan pengobatan termasuk kesalahan resep, transkripsi atau kesalahan komunikasi, kesalahan pengeluaran, kesalahan administrasi, dan kesalahan pemantauan untuk penggunaan yang tepat, yang dapat mengakibatkan apa yang disebut sebagai efak samping.
TEKNOLOGI DAN PENCEGAHAN EFEK SAMPING OBAT
Penggunaan teknologi CPOE untuk memeriksa interaksi obat yang potensial dan kesesuaian dosis obat, serta untuk temuan laboratorium (misalnya, tingkat obat terapi pada saat memasukkan pesanan). Telah dikembangkan untuk meminimalkan kesalahan menggunakan robot dan teknologi bar-coding untuk mengisi pesanan yang dimasukkan oleh dokter.
PENGOBATAN DOSIS TINGGI
            Institute of Safe Medication Practices (ISMP) telah mengklasifikasi obat-obat yang menimbulkan risiko serius atau kematian pada pasien yang dikenal sebagai obat dosis tinggi.
Cara meningkatkan keselamatan pada penggunaan obat dosis tinggi (Cohen, 2008):
1)      Penggunaan teknologi
2)      Pembatasan penggunaan obat dosis tinggi
3)      Penghindaran perintah lisan
4)      Penggunaan daftar periksa
5)      Penggunaan nama generik dan merek pada MAR
6)      Standardisasi konsentrasi obat dan dosis infuse
7)      Kinerja double-checking sebelum administrasi pasien
PENGOBATAN REKONSILIASI
Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan obat yang dipesan dengan semua obat yang diambil pasien. Rekonsiliasi bertujuan untuk mencegah kelalaian, duplikasi, perbedaan dosis, dan interaksi obat.
Proses rekonsiliasi obat:
1)      Mengembangkan daftar obat saat ini yang diberikan
2)      Mengembangkan daftar obat saat ini yang ditentukan
3)      Membandingkan obat pada dua daftar
4)      Membuat keputusan klinis berdasarkan perbandingan
5)      Mengkomunikasikan daftar baru untuk pengasuhan yang tepat kepada pasien

PENGOBATAN DENGAN OBAT YANG TERDENGAR SAMA
Kebanyakan poducts dengan nama suara-sama digunakan untuk tujuan yang berbeda. Hal ini penting bagi perawat untuk menjadi akrab dengan diagnosa pasien dan untuk mengetahui obat apa yang digunakan untuk kondisi tersebut sehingga mereka mampu mempertanyakan mengapa obat tertentu diresepkan ketika pasien tidak memiliki diagnosis yang mengharuskan obat tersebut.
TANGGUNG JAWAB PERAWAT
Pentingnya akurasi pada setiap langkah selama memesan, menyalin, administrasi, dan pemantauan, terapi obat tidak bisa terlalu ditekankan.
Verifikasi
Perawat harus membuat penilaian profesional tentang penerimaan obat. Penilaian harus dibuat mengenai jenis obat, maksud terapi, dosis biasa, perhitungan matematis yang terkait, dan persiapan fisik dosis. Keselamatan pasien adalah yang paling penting, dan perawat bertanggung jawab untuk verifikasi dan keselamatan urutan obat.
Transkripsi
Setelah verifikasi pesanan, perawat atau orang lain yang ditunjuk mentranskripsi urutan dari urutan lembar dokter ke Kardex atau profil obat. Data ini juga dapat dimasukkan ke dalam database pasien komputerisasi yang menghasilkan profil Kardex atau obat.
Pelaporan Variasi
Ketika kesalahan obat tidak terjadi, laporan kejadian yang meliputi tanggal, waktu obat diperintahkan, nama obat dan dosis, cara pemberian, dan respon terapi pengamatan klinis harus disampaikan.
TUJUH HAK PEMBERIAN OBAT
OBAT YANG TEPAT
Perawat perlu memverifikasi bahwa obat yang diberikan adalah obat yang diperintahkan untuk menghindari kesalahan pengobatan.
            INDIKASI YANG TEPAT
Perawat memiliki tanggung jawab untuk memverifikasi alasan pasien menerima obat. Hal ini penting untuk memahami indikasi, yang berhubungan dengan diagnosis medis.
            WAKTU YANG TEPAT
·         Singkatan Standar
Urutan obat menentukan frekuensi pemberian obat. Singkatan standar yang digunakan sebagai bagian dari tatanan obat menentukan masa pemberian obat.
·         Standar Administrasi
Untuk keselamatan pasien, obat-obatan tertentu diberikan pada waktu tertentu.
·         Tingkat Darah Konsisten
Jadwal pemberian obat harus direncanakan untuk mempertahankan tingkat darah yang konsisten dari obat untuk memaksimalkan efektivitas terapi obat.
·         Penyerapan Obat Maksimum
Jadwal untuk pemberian obat oral harus direncanakan untuk mencegah ketidakcocokan dan untuk memaksimalkan penyerapan.
·         Pengujian Diagnostik
Hal ini diperlukan untuk menentukan apakah tes diagnostik telah diperintahkan untuk diselesaian sebelum memulai atau melanjutkan terapi.
·         Obat PRN
Sebelum pemberian obat PRN, grafik pasien harus diperiksa untuk memastikan bahwa orang lain tidak diberikan obat dan interval waktu yang ditentukan telah berlalu sejak obat terakhir diberikan.
DOSIS TEPAT
Periksa dosis obat yang diperintahkan pada kisaran tertentu dalam buku-buku referensi yang tersedia di pusat keperawatan, dan perhitungan obat lengkap seperti yang ditunjukkan.
PASIEN YANG TEPAT
Bila menggunakan sistem satuan dosis, nama di profil obat harus dibandingkan dengan gelang identifikasi individu. Selalu periksa gelang untuk alergi. Beberapa kebijakan lembaga mengharuskan individu disebut dengan nama sebagai alat identifikasi.
CARA PEMBERIAN YANG TEPAT
Cara pemberian obat harus sesuai dengan bentuk/jenis sediaan obat. Pemberian obat sedapat mungkin berjarak. Jadwal pemberiann obat dan nutrisi juga berjarak.
BENAR DOKUMENTASI
Setiap perubahan yang terjadi pada pasien setelah mendapat obat harus didokumentasikan. Setiap dokumen klinik harus ada bukti nama dan tanda tangan/paraf yang melakukan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar