Minggu, 12 Maret 2017

The Nursing Process and Pharmacology (Proses Keperawatan dan Farmakologi)



 Disusun oleh : 
1. Siska Fardiana   P07120116007
2. Ayu Ramadanty P07120116008
3. Trisnawati           P07120116009


A.    Proses keperawatan
Proses keperawatan adalah dasar untuk praktek klinis keperawatan. ia menyediakan kerangka kerja untuk tindakan keperawatan yang konsisten dan melibatkan penggunaan pendekatan pemecahan masalah daripada pendekatan intuitif. ketika diimplementasikan dengan benar, proses keperawatan juga menyediakan metode untuk mengevaluasi hasil dari terapi yang diterima. selain kualitas perawatan, proses keperawatan menyediakan metode ilmiah dan juga metode untuk menetapkan perencanaan dari staf perawat kepada pasien dan menentukan serta membenarkan biaya penyediaan asuhan keperawatan di masa ini melonjak menjadi biaya perawatan kesehatan.
Banyak program pendidikan dan fasilitas kesehatan menggunakan lima proses keperawatan, yaitu:
1.      Assesment (Pengkajian)
Pengkajian adalah langkah pertama dalam proses keperawatan, sangat penting karena data yang dihasilkan dari pengkajian merupakan dasar dari perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan yang akan dibuat. Pengumpulan data mencakup informasi baik yang bersifat objektif maupun subjektif.
Data Subjektif
Data subjektif terdiri dari riwayat kesehatan sekarang, pengobatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, dan lingkungan klien. Tanyakan pada klien secara khusus tentang obat-obatan yang dikonsumsi selain yang diresepkan.
Data Objektif
Data objektif terdiri dari pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan diagnostik, dan pengkajian fisik. Pusatkan perhatian pada gejala-gejala dan organ-organ yang kemungkinan besar terpengaruh oleh terapi obat.
2.      Nursing Diagnosis (Diagnosa Keperawatan)
Diagnosa keperawatan dibuat berdasarkan analisa data dan hasil pengkajian.
Diagnosa keperawatan digunakan  untuk menentukan dan merencanakan tindakan keperawatan. Mengidentifikasi dan mencari perintah atau arahan sesuai anggota tim kesehatan untuk menangani masalah yang terjadi saat kolaborasi.
            Diagnosa medis adalah pernyataan dari pasien terhadap perubaqhan struktur dan fungsi, dan hasil diagnosa dari penyakit atau gangguan yang merusak fungsi fisiologis normal.
            Tidak semua masalah pasien yang teridentifikasi oleh perawat dapat dipecahkan dengan tindakan keperawatan. Banyak tindakan yang bisa melibatkan profesi lain untuk ikut bekerjasama dalam meringankan beban pasien. Bagaimanapun, kemampuan perawat untuk memonitor pasien dalam rangkaian untuk meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi harus berdasarkan diagnosa medis  ataupun obat yang diresepkan.
            Pengkajian khusus adalah proses untuk merngumpulkan data spesifik dari pasien atau keluarganya untuk memvalidasi masalah ataupun diagnosa keperawatan. Pertanyaan yang ditanyakan atau data yang dikumpulkan digunakan untuk mengkonfirmasi atau mengesampingkan definisi karakteristik yang terkait dengan diagnosa.

3.      Planning (Perencanaan)
 Fase perencanaan dari proses keperawatan ditandai dengan penetapan lingkup tujuan atau hasil yang diharapkan. Fase perencanaan adalah fase ketiga dari lima fase keperaawatan. Setelah pasien dinilai dan masalah telah didiagnosa rencana harus dirumuskan untuk menemukan kebutuhan pasien. perencaan biasanya melalui empat fase:
a.       Merumuskan prioritas
b.      Mengembangkan tujuan dan pemikiran
c.       Perumusan intervensi keperawatan
d.      Formulasi untuk mengantisipasi hasil terapi yang bisa digunakan untuk mengevaluasi status pasien

4.      Implementation (Penerapan)
Penerapan dari intervensi keperawatan adalah fase keempat dari proses keperawatan yang terdiri dari pelaksanakan rencana keperawatan. Asuhan keperawatan diarahkan pada pemeriksaan fisik dan kebutuhan emosi pasien, memenuhi rasa aman pasien, mengawasi komplikasi yang mungkin terjadi, dan melakukan pengkajian secara terus-menerus sebagai bagian dari proses pengumpulan data dan evaluasi untuk mengidentifikasi perubahan kebutuhan pasien.
Tindakan keperawatan disarankan oleh  penyebab dari masalah yang teridentifikasi melalui diagnosa keperawatan dan digunakan untuk pelaksanaan rencana. Dalam proses  keperawatan ada tiga tipe tindakan keperawatan yaitu, ketergantungan, saling ketergantungan, dan mandiri. 
5.      Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi adalah fase kelima dan merupakan fase terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi melibatkan perawat dalam menentukan apakah hasil yang diharapkan terjadi. Semua tindakan dievaluasi oleh perbandingan dengan diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan, dan hasil terapi.
Meskipun evaluasi adalah fase terakhir pada proses keperawatan, tetapi ini bukan akhir dari proses keperawatan. Evaluasi mengakui kesuksesan tujuan yang ditetapkan sebelumnya, dan memberi masukan untuk data baru yang menunjukkan perkembangan masalah tambahan atau kurang responsifnya terapi, yang mungkin saja memerlukan diagnosis keperawatan tambahan atau memerlukan kerja sama dengan profesi kesehatan lainnya sebagai rencana untuk mengubah terapi.

B.     Hubungan proses keperawatan dengan Farmakologi
1.      Assesment
Pengkajian berkelanjutan atau penilaian adalah proses yang dimulai dengan pengakuan dari pasien dan selesai pada saat keluarnya dari rumah sakit. Pengkajian termasuk mengambil riwayat obat untuk tiga alasan. Yang pertama, mengevaluasi kebutuhan obat bagi pasien. Kemudian memperoleh riwayat pengobatan yang digunakan, obat di luar resep dikonsumsi, obat herbal, obat yang dijual bebas, dan mengidentifikasi masalah terkait terapi obat. Perawat juga akan mengidentifikasi faktor risiko seperti alergi tertentu pada obat, atau kehadiran suatu penyakit yang mungkin membatasi penggunaan suatu jenis obat.

2.      Nursing Diagnosis
Diagnosa keperawatan yaitu ketika mengidentifikasi masalah terkait terapi obat, perawat harus meninjau monografi obat tentang kandungan obat untuk mengidentifikasi secara umum efek samping dan interaksi obat kepada pasien untuk diawasi. Beberapa diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan terapi obat pasien. Meskipun secara umum masalah yang diamati adalah masalah yang terkait dengan  terapi obat penyakit atau efek yang merugikan dari terapi obat, diagnosa keperawatan juga bisa berasal dari patofisiologi yang dikarenakan interaksi obat tersebut.

3.      Planning
Perencanaan dengan berdasarkan pada obat yang diresepkan, fase yang harus diikuti, yaitu:
1.      Mengidentifikasi tujuan terapi dari obat yang diresepkan. Menentukan mengapa obat itu diresepkan dan gejala yang akan diterima.
2.      Meninjau monografi obat yang diberikan untuk mengidentifikasi efek samping yang umum dan serius yang dapat diatasi atau dicegah dengan tindakan perawat atau pasien.
3.      Mengidentifikasi dosis yang direkomendasikan dan mengidentifikasi rute administrasi. Perawat harus membandingkan dosis rekomendasi dengan dosis yang diminta dan mengkonfirmasi rute administrasi yang benar dan dosis yang diminta bisa ditoleransi pasien.
4.      Penjadwalan dari administrasi pengobatan berdasarkan perintah ahli dan kebijakan fasilitas kesehatan. Obat-obatan harus ditinjau untuk melihat interaksi antar obat dan interaksi obat dengan makanan.
5.      Mengajari pasien untuk tetap menulis riwayat respon dirinya menggunakan formulir pengkajian pasien untuk mengatur pengobatan.
6.      Pendidikan tambahan yang diperlukan untuk teknik administrasi sendiri lengkap dengan informasi yang dibutuhkan tentang penyimpanan yang tepat dan bagaimana mengisi ulang obat-obatan.

4.      Implementation
Berbagai tindakan keperawatan yang kemudian diaplikasikan ke dalam farmakologi dapat dikategorikan menjadi ketergantungan, saling ketergantungan,dan mandiri.
  • ·         Tindakan keperawatan yang merupakan ketergantungan
Ketergantungan tindakan keperawatan berkaitan langsung dengan permintaan penyedia layanan kesehatan yang menerima pasien. permintaan itu termasuk peosedur fiagnosa dan obat untuk kesejahteraan pasien.
  • ·         Tindakan keperawatan yang saling ketergantungan
Perawat harus melakukan pendekatan maslaah berkaitan dengan obat yang diresepkan oleh  profesi lain dengan tim kesehatan lain yang sesuai. Kapan pun seorang perawat ragu mengenai penghitungan obat pemantauan kemanjuran terapi dann efek merugikan atau pengaruh intervensi keperawatan untuk pendidikan pasien, yang harus melalui konsultasi dengan profesional yang memenuhi syarat.
  • ·         Tindakan keperawatan mandiri
Perawat memverifikasi permintaan obat dan mengasumsikan respon, dengan kata lain, setelah permintaan obat diterima oleh pasien, dan diverifikasi oleh perawat, pada saat yang sama pula perawat sudah harus mampu mengasumsikan tindakan selanjutnya. Selain itu perawat pun berhak memverifikasi urutan obat dan bertanggung jawab atas transkripsi benar atau salah mengenai obat yang diberikan dari kardex perawat, catatan administrasi medis, atau rekam medis elektronik melalui komputer. sebagai bagian dari proses transkrip, perawat membuat penilaian profesional tentang kelas obat, maksud terapi obat dan dosis biasa, untuk diberikan. jika semua aspek dari verivication dan prosedur transkripsi dianggap correct atau benar, maka tahap terakhir adalah salinan urutan asli dikirim ke apotek

5.      Evaluation
Evaluasi terkait dengan terapi obat yang terus-menerus mengkaji respon pasien terhadap obat yang diresepkan, mengobservasi tanda penyakit, mengevaluasi efek terapi ataupun efek merugikan dari obat.



Sumber:
Clayton, Bruce D dan Michelle Millihnganz. 2016. Basic Pharmacology for nurses. St. Louis, Missouri    : Elsevier
Kee, joyce L. dan Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC


 Disusun oleh : 
1. Siska Fardiana   P07120116007
2. Ayu Ramadanty P07120116008
3. Trisnawati          P07120116009



Tidak ada komentar:

Posting Komentar