Disusun oleh :
1. Siska Fardiana P07120116007
2. Ayu Ramadanty P07120116008
3. Trisnawati P07120116009
A.
Proses keperawatan
Proses
keperawatan adalah dasar untuk praktek klinis keperawatan. ia menyediakan
kerangka kerja untuk tindakan keperawatan yang konsisten dan melibatkan
penggunaan pendekatan pemecahan masalah daripada pendekatan intuitif. ketika
diimplementasikan dengan benar, proses keperawatan juga menyediakan metode
untuk mengevaluasi hasil dari terapi yang diterima. selain kualitas perawatan, proses keperawatan menyediakan
metode ilmiah dan juga metode untuk menetapkan perencanaan dari staf perawat
kepada pasien dan menentukan serta membenarkan biaya penyediaan asuhan
keperawatan di masa ini melonjak menjadi biaya perawatan kesehatan.
Banyak
program pendidikan dan fasilitas kesehatan menggunakan lima proses keperawatan,
yaitu:
1. Assesment
(Pengkajian)
Pengkajian adalah langkah pertama dalam proses keperawatan, sangat penting karena
data yang dihasilkan dari pengkajian merupakan dasar dari perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan yang akan dibuat. Pengumpulan data
mencakup informasi baik yang bersifat objektif maupun subjektif.
Data Subjektif
Data
subjektif terdiri dari riwayat kesehatan sekarang, pengobatan sekarang, riwayat
kesehatan dahulu, dan lingkungan klien. Tanyakan pada klien secara khusus
tentang obat-obatan yang dikonsumsi selain yang diresepkan.
Data Objektif
Data
objektif terdiri dari pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan diagnostik, dan
pengkajian fisik. Pusatkan perhatian pada gejala-gejala dan organ-organ yang
kemungkinan besar terpengaruh oleh terapi obat.
2.
Nursing Diagnosis (Diagnosa Keperawatan)
Diagnosa keperawatan dibuat berdasarkan analisa data dan hasil
pengkajian.
Diagnosa keperawatan digunakan
untuk menentukan dan merencanakan tindakan keperawatan. Mengidentifikasi
dan mencari perintah atau arahan sesuai anggota tim kesehatan untuk menangani
masalah yang terjadi saat kolaborasi.
Diagnosa medis
adalah pernyataan dari pasien terhadap perubaqhan struktur dan fungsi, dan
hasil diagnosa dari penyakit atau gangguan yang merusak fungsi fisiologis
normal.
Tidak semua
masalah pasien yang teridentifikasi oleh perawat dapat dipecahkan dengan
tindakan keperawatan. Banyak tindakan yang bisa melibatkan profesi lain untuk
ikut bekerjasama dalam meringankan beban pasien. Bagaimanapun, kemampuan perawat untuk memonitor
pasien dalam rangkaian untuk meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi harus
berdasarkan diagnosa medis ataupun obat
yang diresepkan.
Pengkajian khusus
adalah proses untuk merngumpulkan data spesifik dari pasien atau keluarganya
untuk memvalidasi masalah ataupun diagnosa keperawatan. Pertanyaan yang
ditanyakan atau data yang dikumpulkan digunakan untuk mengkonfirmasi atau
mengesampingkan definisi karakteristik yang terkait dengan diagnosa.
3.
Planning (Perencanaan)
Fase
perencanaan dari proses keperawatan ditandai dengan penetapan lingkup tujuan
atau hasil yang diharapkan. Fase perencanaan adalah fase ketiga dari lima fase
keperaawatan. Setelah pasien dinilai dan masalah telah didiagnosa rencana harus
dirumuskan untuk menemukan kebutuhan pasien. perencaan biasanya melalui empat
fase:
a.
Merumuskan
prioritas
b.
Mengembangkan
tujuan dan pemikiran
c.
Perumusan
intervensi keperawatan
d.
Formulasi
untuk mengantisipasi hasil terapi yang bisa digunakan untuk mengevaluasi status
pasien
4. Implementation
(Penerapan)
Penerapan dari intervensi keperawatan
adalah fase keempat dari proses keperawatan yang terdiri dari pelaksanakan
rencana keperawatan. Asuhan keperawatan diarahkan pada pemeriksaan fisik dan
kebutuhan emosi pasien, memenuhi rasa aman pasien, mengawasi komplikasi yang
mungkin terjadi, dan melakukan pengkajian secara terus-menerus sebagai bagian
dari proses pengumpulan data dan evaluasi untuk mengidentifikasi perubahan
kebutuhan pasien.
Tindakan keperawatan disarankan
oleh penyebab dari masalah yang
teridentifikasi melalui diagnosa keperawatan dan digunakan untuk pelaksanaan
rencana. Dalam proses keperawatan ada
tiga tipe tindakan keperawatan yaitu, ketergantungan, saling ketergantungan,
dan mandiri.
5. Evaluation
(Evaluasi)
Evaluasi
adalah fase kelima dan merupakan fase terakhir dari proses keperawatan.
Evaluasi melibatkan perawat dalam menentukan apakah hasil yang diharapkan
terjadi. Semua tindakan dievaluasi oleh perbandingan dengan diagnosa
keperawatan, rencana tindakan keperawatan, dan hasil terapi.
Meskipun
evaluasi adalah fase terakhir pada proses keperawatan, tetapi ini bukan akhir
dari proses keperawatan. Evaluasi mengakui kesuksesan tujuan yang ditetapkan
sebelumnya, dan memberi masukan untuk data baru yang menunjukkan perkembangan
masalah tambahan atau kurang responsifnya terapi, yang mungkin saja memerlukan
diagnosis keperawatan tambahan atau memerlukan kerja sama dengan profesi
kesehatan lainnya sebagai rencana untuk mengubah terapi.
B. Hubungan
proses keperawatan dengan Farmakologi
1. Assesment
Pengkajian
berkelanjutan atau penilaian adalah proses yang dimulai dengan pengakuan dari
pasien dan selesai pada saat keluarnya dari rumah sakit. Pengkajian termasuk
mengambil riwayat obat untuk tiga alasan. Yang pertama, mengevaluasi kebutuhan
obat bagi pasien. Kemudian memperoleh riwayat pengobatan yang digunakan, obat
di luar resep dikonsumsi, obat herbal, obat yang dijual bebas, dan
mengidentifikasi masalah terkait terapi obat. Perawat juga akan
mengidentifikasi faktor risiko seperti alergi tertentu pada obat, atau
kehadiran suatu penyakit yang mungkin membatasi penggunaan suatu jenis obat.
2.
Nursing Diagnosis
Diagnosa
keperawatan yaitu ketika mengidentifikasi masalah terkait terapi obat, perawat
harus meninjau monografi obat tentang kandungan obat untuk mengidentifikasi
secara umum efek samping dan interaksi obat kepada pasien untuk diawasi.
Beberapa diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan terapi obat pasien.
Meskipun secara umum masalah yang diamati adalah masalah yang terkait
dengan terapi obat penyakit atau efek
yang merugikan dari terapi obat, diagnosa keperawatan juga bisa berasal dari
patofisiologi yang dikarenakan interaksi obat tersebut.
3. Planning
Perencanaan
dengan berdasarkan pada obat yang diresepkan, fase yang harus diikuti, yaitu:
1.
Mengidentifikasi
tujuan terapi dari obat yang diresepkan. Menentukan mengapa obat itu diresepkan
dan gejala yang akan diterima.
2.
Meninjau
monografi obat yang diberikan untuk mengidentifikasi efek samping yang umum dan
serius yang dapat diatasi atau dicegah dengan tindakan perawat atau pasien.
3.
Mengidentifikasi
dosis yang direkomendasikan dan mengidentifikasi rute administrasi. Perawat
harus membandingkan dosis rekomendasi dengan dosis yang diminta dan
mengkonfirmasi rute administrasi yang benar dan dosis yang diminta bisa
ditoleransi pasien.
4.
Penjadwalan
dari administrasi pengobatan berdasarkan perintah ahli dan kebijakan fasilitas
kesehatan. Obat-obatan harus ditinjau untuk melihat interaksi antar obat dan
interaksi obat dengan makanan.
5.
Mengajari
pasien untuk tetap menulis riwayat respon dirinya menggunakan formulir
pengkajian pasien untuk mengatur pengobatan.
6.
Pendidikan
tambahan yang diperlukan untuk teknik administrasi sendiri lengkap dengan
informasi yang dibutuhkan tentang penyimpanan yang tepat dan bagaimana mengisi
ulang obat-obatan.
4. Implementation
Berbagai tindakan keperawatan yang
kemudian diaplikasikan ke dalam farmakologi dapat dikategorikan menjadi
ketergantungan, saling ketergantungan,dan mandiri.
- · Tindakan keperawatan yang merupakan ketergantungan
Ketergantungan tindakan keperawatan
berkaitan langsung dengan permintaan penyedia layanan kesehatan yang menerima
pasien. permintaan itu termasuk peosedur fiagnosa dan obat untuk kesejahteraan
pasien.
- · Tindakan keperawatan yang saling ketergantungan
Perawat harus melakukan pendekatan maslaah berkaitan dengan obat
yang diresepkan oleh profesi lain dengan
tim kesehatan lain yang sesuai. Kapan pun seorang perawat ragu mengenai
penghitungan obat pemantauan kemanjuran terapi dann efek merugikan atau
pengaruh intervensi keperawatan untuk pendidikan pasien, yang harus melalui
konsultasi dengan profesional yang memenuhi syarat.
- · Tindakan keperawatan mandiri
Perawat memverifikasi permintaan obat dan mengasumsikan respon,
dengan kata lain, setelah permintaan obat diterima oleh pasien, dan
diverifikasi oleh perawat, pada saat yang sama pula perawat sudah harus mampu
mengasumsikan tindakan selanjutnya. Selain itu perawat pun berhak memverifikasi
urutan obat dan bertanggung jawab atas transkripsi benar atau salah mengenai
obat yang diberikan dari kardex perawat, catatan administrasi medis, atau rekam
medis elektronik melalui komputer. sebagai bagian dari proses transkrip,
perawat membuat penilaian profesional tentang kelas obat, maksud terapi obat
dan dosis biasa, untuk diberikan. jika semua aspek dari verivication dan
prosedur transkripsi dianggap correct atau benar, maka tahap terakhir adalah
salinan urutan asli dikirim ke apotek
5. Evaluation
Evaluasi terkait
dengan terapi obat yang terus-menerus mengkaji respon pasien terhadap obat yang
diresepkan, mengobservasi tanda penyakit, mengevaluasi efek terapi ataupun efek
merugikan dari obat.
Clayton, Bruce D dan Michelle Millihnganz. 2016. Basic Pharmacology for nurses. St.
Louis, Missouri : Elsevier
Kee, joyce L. dan Evelyn R. Hayes. 1996.
Farmakologi : Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta : EGC
Disusun oleh :
1. Siska Fardiana P07120116007
2. Ayu Ramadanty P07120116008
3. Trisnawati P07120116009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar